Top
Kamis, 17 April 2025 | Edukasi

Modul ajar dengan tema "Menggapai Cita-cita" ini bisa menjadi panduan mengajar untuk anak usia dini, khususnya berusia TK atau usia 4-6 tahun. Berbicara tentang cita-cita, tentu saja sangat erat hubungannya dengan aneka profesi. "The goal of early childhood education should be to activate the child's own natural desire to learn." — Maria Montessori. Pendidikan bagi anak harus mampu membangkitkan keinginan alaminya untuk belajar. Pengenalan aneka profesi kepada anak usia dini, bisa memotivasi anak usia dini untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan cita-citanya, serta menumbuhkan pemahaman akan pilihan karir yang bisa dipilih di masa depan. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Menggapai Cita-Cita - Subtopik : Profesi Orangtuaku - Kurikulum Merdeka Belajar Selain pengenalan akan aneka profesi atau cita-cita, anak didik akan belajar tentang tugas-tugas utama setiap profesi dan peralatan yang digunakan dalam bekerja sesuai profesi. 1. Kegiatan Pembuka Guru menyapa dengan ceria dan mengajak anak didik bernyanyi lagu bertema cita-cita atau lagu tentang profesi, misalnya lagu "Semua Profesi Baik Adanya". Anak didik menjawab pertanyaan guru tentang aneka profesi sesuai dengan syair lagu dan tugas-tugasnya, serta aneka profesi lain yang dikenal oleh anak didik. Anak didik menjawab pertanyaan guru dengan media gambar tentang profesi. Unduh GRATIS: Lembar Kerja Anak Tema Profesi dan Alat Bekerja 2. Kegiatan Inti Bermain peran tentang profesiBerikut ini adalah salah satu contoh percakapan antara Rina dan Pak Budi yang bekerja sebagai pemadam kebakaran.:Rina: Pak Budi, apa pekerjaan Bapak? Pak Budi: Saya seorang pemadam kebakaran, RinaRina: Wah, tugasnya Bapak apa ya? Pak Budi: Saya memadamkan api dan menolong orang saat kebakaranRina: Mengapa Anda memilih bekerja sebagai pemadam kebakaran?Pak Budi: Karena saya suka menolong orang. Bertepuk tangan edukatifMelakukan tepuk profesi dan tugasnyaGuru (Tepuk tangan dua kali)Mengajar murid (Tepuk tangan dua kali)Dokter (Tepuk tangan dua kali)Memeriksa pasien (Tepuk tangan dua kali)Kamu (Tepuk tangan dua kali sambil menunjuk 1 siswa)Astronot (Siswa yang ditunjuk menjawab) BerceritaAnak didik menceritakan kisah seseorang dengan media gambar. Pada gambar tercantum nama orang, pekerjaan, dan aktivitas yang dilakukan. Contoh cerita anak didik adalah: "Pak Jack adalah seorang polisi. Ia bertugas sebagai penjaga keamanan. Saat ini ia sedang menertibkan pengendara kendaraan Tebak gambarGuru menunjukkan sebuah gambar peralatan yang biasa digunakan oleh suatu profesi, misalnya stetoskop, baju astronot, mobil taksi, dan lainnya. Anak didik menebak nama peralatan tersebut, dan menebak nama profesi yang menggunakan peralatan tersebut Peragaan busana profesiAnak didik mengenakan busana atau kostum dengan tema profesi dari rumah. Saat di sekolah ia melakukan peragaan busana dan melakukan presentasi tentang busana yang ia tampilkan Mewarnai gambar atau menggambar tema profesiAnak didik menggambar atau mewarnai gambar dengan tema profesi yang ia sukai, lalu mempresentasikan tentang profesi tersebut. Mempresentasikan gambar tema profesiAnak didik memilih sebuah gambar dari banyak gambar yang disediakan guru, lalu mempresentasikan gambar tersebut di depan kelas. Mempresentasikan alat suatu profesiAnak didik memilih satu buah alat yang sering digunakan oleh profesi tertentu dan menjelaskan profesi apa yang sering menggunakannya serta manfaatnya Mengundang tenaga profesionalGuru mengundang seorang profesional, memintanya memperkenalkan diri, mencerita aneka hal tentang profesi yang ditekuninya, serta memotivasi anak didik agar giat belajar demi menggapai cita-cita. Baca juga: 7 Aktivitas Simpel PAUD untuk Belajar Profesi Pemadam Kebakaran 3. Kegiatan Penutup Anak didik menunjukkan hasil karya mereka dan menceritakan cita-citanya Anak didik menonton video motivasi tentang orang sukes Anak didik menjawab pertanyaan guru tentang cara menggapai cita-cita, serta memotivasi anak didik agar giat belajar Guru memberikan apresiasi kepada setiap anak Anak didik bernyanyi lagu tentang rajin belajar dan menjadi anak yang berkarakter mulia. "What we want is to see the child in pursuit of knowledge, and not knowledge in pursuit of the child." — George Bernard Shaw. Dengan mengajarkan materi bertema aneka profesi dengan kegiatan yang variatif, anak didik akan semakin kaya akan pengetahuan tentang apa yang menjadi cita-cita mereka. Anak didik mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi cita-cita mereka, serta memahami jalur atau jalan yang dibutuhkan untuk bisa mencapai cita-cita sedini mungkin. Jangan biarkan anak didik hanya memiliki satu cita-cita. Karena di masa depan akan semakin banyak cita-cita yang bisa dicapai seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Baca juga: 5 Cara Asyik Mengenal Profesi pada Anak, Cara ke 3 Paling Seru! "Ketika kita membantu anak-anak menetapkan tujuan dan menghubungkan tujuan itu dengan hal-hal yang mereka sukai, kita tidak hanya mengajarkan ambisi—kita sedang membangun arah, fokus, dan ketangguhan." - Ellen Galinsky KABI - Kisah Teladan Nabi: Media Asyik Mengajarkan Karakter Islami  Sumber referensi: Montessori., Maria. (2020). Montessori Method [1] Shaw, George Bernard. (1911). Bubo Quote [2] Galinsky, Ellen. Mind in the Making: The Seven Essential Life Skills Every Child Needs. (2010) [3]

Selasa, 15 April 2025 | Edukasi

Modul ajar dengan pendekatan deep learning bertema Bermain Huruf Vokal ini secara khusus bisa digunakan untuk panduan pembelajaran bersama anak PAUD usia KB (2-4 tahun). Maria Montessori mengatakan "Kita membuat pembelajaran menjadi sulit bagi anak-anak dengan mencoba mengajarkan mereka melalui metode orang dewasa; cara yang alami dan menyenangkan bagi anak-anak adalah melalui pengalaman langsung dan eksplorasi." Pendekatan pembelajaran dengan cara alami anak-anak belajar, yaitu melalui pengalaman langsung, pembelajaran siswa aktif, dan kegiatan eksplorasi, akan membuat pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami dan menyenangkan. Pembelajaran ini sangat sesuai dengan prinsip pembelajaran mendalam atau Deep Learning. Baca juga: Puluhan Cara Bermain Huruf Vokal AIUEO Asyik Banget, Dijamin Edukatif dan Ramah Anak Modul ajar ini akan memberikan inspirasi bagi guru PAUD, khususnya pendidik anak KB, agar bisa memberikan pembelajaran yang lebih bermakna, mendalam, dan menyenangkan, ketika mengajarkan materi huruf vokal (A, I, U, E, O). Variasi kegiatan dalam modul ajar ini akan mengajak anak didik untuk mengenali, menyebutkan, dan mengasosiasikan huruf vokal dengan benda di sekitar. A. Kegiatan Pembuka Anak didik diajak bernyanyi lagu “Huruf Vokal” dengan bergerak atau menari Anak didik mengamati huruf vokal yang ditunjukkan guru di papan tulis dengan media gambar Anak didik menebak huruf apa saja yang terpampang di papan tulis Anak didik menonton video bertema huruf vokal Anak didik menyebutkan nama-nama benda di sekitar dan menerka apakah benda tersebut berawalan huruf vokal. Beberapa contoh benda yang diawali huruf vokal adalah:A: apel, alat musik, awan, asbakE: es krim, ember, ekor, earphoneI: ikan, istana, ijuk, isolasi (lakban)O: obat, oven, orang-orangan,U: uang, uban, ular, unta. B. Kegiatan Inti 1. Permainan sensorik John Amos Comenius mengatakan: "All learning should be put before the senses." Metode pembelajaran ini menekankan pada stimulasi indera Siapkan alat dan bahan berupa kain flanel, pasir, playdough Beberapa permainan yang bisa dilakukan adalah: Meraba kain flanel: anak didik meraba kain sambil menutup mata dan menebak bentuk huruf vokal pada kain flanel yang diraba Bermain pasir: anak didik membuat / menggambar bentuk huruf vokal dengan jari Bermain playdough: anak didik menebak nama huruf vokal yang dibuat guru. Baca juga: Modul Ajar PAUD Topik BERMAIN HURUF VOKAL / ALFABET | Contoh RPPH KB Usia 3-4 Tahun 2. Belajar dengan mengalami Aktivitas ini juga dikenal dengan experiential learning. Malcolm Gladwell, dalam artikelnya mengatakan: "We learn by example and by direct experience because there are real limits to the adequacy of verbal instruction". Gladwell menjelaskan bahwa pembelajaran melalui kegiatan praktik dan pengalaman langsung lebih efektif dibandingkan instruksi verbal semata Siapkan benda nyata berawalan huruf vokal yang memungkinkan untuk dibawa ke kelas, misalnya apel, anggur, asbak, ember, isolasi, obat, uang, dan lainnya. Lalu, sembunyikan benda-benda tersebut di dalam kelas yang nantinya akan dicari serta dikumpulkan oleh anak didik. Baca juga: 7 Tips Belajar Huruf Abjad yang Menyenangkan 3. Pembelajaran multi-sensorik (Multisensory learning) Barbara Oakley menyatakan: "We learn best when we use several different senses—hearing, seeing, and, perhaps especially, being able to feel with our hands." Oakley menjelaskan bahwa penggunaan lebih dari satu indera dalam aktivitas pembelajaran bisa menstimulasi pemahaman dan meningkatkan daya ingat Salah satu kegiatan yang cocok dalam metode pembelajaran ini adalah gerak lagu. Mengapa? Karena saat melakukan gerak lagu, anak didik akan menggunakan indera pendengaran, penglihatan, serta bagian tubuh lainnya Ajak anak didik melakukan gerak lagu dengan iringan lagu yang menyebutkan aneka huruf vokal. Setiap huruf vokal yang disebutkan dalam syair lagu akan diikuti dengan gerakan anak didik membentuk huruf dengan gerakan badan. Salah satu contonya membuat gerakan huruf “i” dengan cara berdiri tegak sambil menyebutkan bunyi “i” dengan lafal yang baik. 4. Kegiatan kreatif Siapkan alat dan bahannya yaitu pewarna makanan atau cat air, pensil warna, dan stiker huruf Cat air yang dicampur dengan sedikit air digunakan untuk melukis dengan tema huruf vokal Pensil warna digunakan untuk menggambar atau mewarnai aneka huruf vokal Stiker digunakan untuk menghias kreativitas buatan sendiri, misalnya pesawat dari bahan kardus, mobill dari bahan tutup botol, dan lainnya. C. Kegiatan Penutup Kegiatan evaluasi bisa dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan mengajak anak didik berinteraksi Anak didik menyanyikan kembali lagu tentang huruf vokal Anak didik bermain pantun yang diajarkan guru, misalnya:Ada dua burung beo,Namanya Ikbal dan VanyaAda huruf A, I, U, E, OItu huruf vokal namanya Susan Linn menyatakan: "Bermain adalah dasar dari pembelajaran, kreativitas, ekspresi diri, dan pemecahan masalah yang konstruktif. Melalui bermain, anak-anak bergulat dengan kehidupan untuk membuatnya bermakna." Dalam kutipan di atas, Linn menyoroti bahwa kegiatan bermain merupakan salah satu bentuk pembelajaran mendalam, karena dengan melakukan permainan anak didik akan belajar dengan hati senang. Pengelolaan kelas dan dinamika pembelajaran yang baik serta bervariasi akan mendukung pembelajaran menjadi semakin bermakna dan berkesadaran. Marbel TK dan PAUD: Media Belajar yang FUN untuk Anak Indonesia   Sumber referensi Montessori, Maria. (2022). Montessori quote of the day [1] Comenius, John Amos. (2019). Sensory play goes beyond the basics [2] Gladwell, Malcolm. (2005). We learn by example and by direct experience [3] Linn, Susan. (2021). The most quotable quotes about play learning [4]

Senin, 14 April 2025 | Edukasi

Modul Ajar dengan pendekatan deep learning bertema taman buah dan bunga ini bisa menjadi panduan mengajar bagi guru PAUD, khususnya untuk anak usia TK atau 4-6 tahun. Michael Brown, dalam bukunya berjudul "Nature's Classroom: Teaching Toddlers Through Flora", mengatakan: "Pengenalan berbagai jenis buah dan bunga pada tahun-tahun awal perkembangan membantu dalam pengembangan keterampilan motorik halus, pengenalan warna, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia alam." Pembelajaran dengan pendekatan tentang buah dan bunga sangat penting bagi perkembangan anak usia dini. Anak didik bisa diajak untuk melakukan kegiatan praktik dan mengalami secara langsung dalam pembelajaran. Guru PAUD bisa membantu anak didik dalam mengembangkan motorik halus, pengenalan warna, pemahaman tentang Sains, serta kecerdasan naturalis anak didik. Unduh GRATIS: LKA PAUD Tema Buah dan Tema Menarik Lainnya  Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang warna, bentuk, manfaat, serta cara merawat buah dan bunga. Diharapkan pula, anak didik mampu mengungkapkan pendapatnya tentang buah dan bunga favorit, untuk mendukung perkembangan kemampuan berpikir logis, berpikir kritis, berkomunikasi dengan percaya diri. Baca juga: Modul Ajar Harian PAUD Tema Liburanku, Pergi ke Kebun Raya | Kurikulum Deep Learning TK Usia 4-6 Tahun Berikut ini adalah rincian kegiatan dari Modul Ajar PAUD - TK ini: 1. Kegiatan Pembuka (10-15 menit) Anak didik menyanyikan lagu “Lihat Kebunku” dengan riang Anak didik menebak nama buah dan bunga yang ditunjukkan guru Anak didik mendeskripsikan bentuk dan warna bunga dan buah yang ditunjukkan guru Anak didik menjelaskan manfaat bunga dan buah bagi kehidupan manusia Anak didik menonton video tentang cara merawat tanaman Anak didik menjelaskan cara merawat taman atau tanaman dan menceritakan pengalaman merawatnya. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik Bunga, Tumbuhan. Sesuai KurMer 2. Kegiatan Inti (25-30 menit) Eksplorasi taman: Anak didik berjalan-jalan di sekitar taman sekolah, dan menunjuk buah serta bunga yang ada di taman Observasi buah dan bunga: Anak didik melihat, menyentuh, atau membau buah dan bunga yang tersedia, serta mengenal tekstur, bentuk, dan bagian-bagiannya Bermain tebak-tebakan dengan media gambar: Anak didik menyebutkan nama buah atau bunga yang ditunjukkan guru, serta menjawab aneka pertanyaan yang diberikan Kreasi kolase: Sediakan kertas warna yang dipotong menjadi beberapa bagian untuk ditempelkan pada gambar buah dan bunga yang tersedia Menggambar dan mempresentasikan buah favorit: Karya lukisan yang dibuat siswa dipresentasikan dengan panduan pertanyaan dari guru, misalnya: “Apa buah kesukaanmu?”, “Mengapa kamu menyukainya?”, “Kapan kamu terakhir memakan buah tersebut?”, dan lainnya Tepuk buah dan bunga: Anak didik bertepuk dua kali (plok plok) bila guru menyebutkan nama buah, dan bertepuk tiga kali (plok plok plok) bila guru menyebutkan nama bunga Mendongeng: Guru menceritakan fabel berjudul "Kisah Kancil, Rubah, dan Kelinci"Di tengah hutan yang rindang, rubah, kancil, dan kelinci menemukan pohon buah yang sarat dengan apel merah. Kelinci ingin memetiknya, tapi pohonnya terlalu tinggi untuk dijangkau. Rubah berkata, "Aku bisa memanjat, tapi aku hanya akan mengambil buah untuk diriku sendiri." Kancil pun berpikir cepat dan berkata, "Bagaimana kalau kita bekerja sama agar semua bisa makan?"Mereka setuju: kelinci mengumpulkan daun kering, kancil membuat tangga dari ranting, dan rubah memanjat. Saat rubah sampai di atas, ia tergoda untuk mengambil semua apel untuk dirinya. Namun saat ia mencoba turun sendiri, tangga goyah dan hampir jatuh.Untung kancil dan kelinci menahan tangga dan menyelamatkan rubah. Rubah pun merasa bersalah dan membagi semua apel dengan teman-temannya. Sejak saat itu, mereka belajar bahwa kerja sama dan berbagi membuat kebahagiaan jadi lebih besar. 3. Kegiatan Penutup (10-15 menit) Anak didik membuat lingkaran dan berbagi cerita tentang buah dan buah favoritnya serta beberapa hal tentang pembelajaran hari ini (bisa dipandu dengan pertanyaan) Anak didik menjawab pertanyaan refleksi, misalnya tentang pentingnya merawat ciptaan Tuhan berupa tanaman dan taman yang indah Anak didik mendapatkan apresiasi dari guru Anak didik bernyanyi lagu tentang rasa syukur atas alam yang indah, misalnya “Ciptaan Tuhan”. "Pembelajaran tentang keanekaragaman buah dan bunga memungkinkan anak-anak untuk melihat tangan Tuhan dalam ciptaan-Nya, menumbuhkan rasa syukur dan tanggung jawab terhadap lingkungan." (Dr. Robert Allen - “Spiritual Growth in Early Childhood: Embracing Nature's Gifts") Dengan pembelajaran ini, niscaya akan mampu menumbuhkan rasa syukur anak didik atas ciptaan Tuhan, serta membangkitkan semangat anak didik akan tanggung jawabnya dalam menjaga serta melestarikan alam karunia-Nya yang indah. Sungguh teman pembelajaran yang sangat luar biasa, karena tidak hanya mencerdaskan otak. Namun, pembelajaran ini juga bisa mengembangkan kecerdasan spiritual anak didik. Baca juga: 7 Tips agar Anak Suka Makan Sayur dan Buah "Children are naturally spiritual beings. Their innate curiosity about the natural world is a gateway to spiritual experiences and understanding." - Lisa Miller Sumber referensi: Brown, Michael. (2017). Nature's classroom: teaching toddlers through flora [1] Allen, Dr. Robert. (2021). Spiritual growth in early childhood: embracing nature's gifts [2] Miller, Lisa. The spiritual child: the new science on parenting for health and lifelong thriving [3]

Selasa, 01 April 2025 | Edukasi

Guru PAUD & SD sahabat Educa, Modul Ajar Harian atau RPP Harian ini mengusung tema Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran dengan subtema "Merayakan Lebaran dengan Bermakna dan Ceria" untuk anak usia 4–6 tahun dalam tiga hari pembelajaran. Modul ini juga bisa digunakan oleh anak kelas 1-2 Sekolah Dasar / SD. Dr. Al-Dailami menulis dalam bukunya, "Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya memaafkan dan mempererat tali silaturahmi dalam kehidupan mereka." Selain mengajak siswa semakin memahami pentingnya memaafkan dan mempererat tali silaturahmi, siswa akan diajak untuk memaknai Lebaran secara lebih mendalam, dimana siswa akan diajak untuk semakin memahami pentingnya berbagi kebahagiaan dengan sesama, terlebih bagi kerabat dekat. Baca juga: Contoh Naskah Pidato Hari Raya Idul Fitri: Makna Silaturahmi dan Saling Bermaafan | Tausiyah Lebaran PAUD & SD A. Aktivitas Pendahuluan  Guru menyapa anak dengan ceria dan mengajak bernyanyi lagu “Selamat Hari Lebaran” atau lagu bertema Lebaran. Guru bertanya: “Siapa yang bergembira merayakan hari raya Lebaran?” Guru menjelaskan secara singkat tentang makna hari raya Idul Fitri, yaitu bahwa hari raya ini adalah hari raya kemenangan setelah melakukan ibadah puasa dan menjadi waktu yang tepat untuk bergembira, berbagi, dan saling memaafkan. Baca juga: Pembagian Hampers Lebaran Kepada Warga Sekitar B. Kegiatan Inti  Menonton video dongeng: Video dongeng adalah tentang kisah sederhana tentang seorang anak yang meminta maaf kepada teman atau orang tua dan melakukan kegiatan amal saat Lebaran. Selanjutnya, siswa diajak untuk saling bermaafan. Bercerita: Guru menceritakan dongeng tentang kisah berikut ini: Hadiah dari NenekDi pagi hari saat perayaan Idul Fitri, Amin berkunjung ke rumah Nenek. Ia meminta maaf dengan penuh hormat. Sebagai apresiasi, Nenek memberinya sebuah buku cerita Islami agar Amin semakin rajin membaca dan tumbuh menjadi anak yang baik. Amin belajar bahwa Lebaran bukan hanya tentang baju baru, tetapi juga tentang semangat baru untuk berbagi kebaikan dan menjadi pribadi yang lebih baik. Ketupat untuk AbiAmin dan ibunya membuat makanan khas di hari Lebaran, yaitu ketupat dan opor ayam. Makanan tersebut untuk dinikmati bersama keluarga dan dibagikan kepada tetangga, terutama yang kurang mampu.Saat mengantarkan makanan, Amin melihat senyum bahagia di wajah mereka. Amin pun merasakan kebahagiaan saat berbagi. Ia pun mengerti bahwa berbagi adalah salah satu makna sejati Lebaran. Tidak hanya membawa kebahagiaan bagi sesama, tapi juga bagi diri sendiri. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran Bermain peran: Berikut ini adalah naskah drama sederhana yang bisa diperagakan bersama siswa. Dongeng ini diadaptasi dari dongeng di atas, yang berjudul “Hadiah dari Nenek”.(Di rumah Nenek, Amin dan Ibu tiba dan mengetuk pintu.)Amin: "Assalamu’alaikum, Nek! Amin datang untuk bersilaturahmi!"(Nenek membuka pintu dengan senyum hangat.)Nenek: "Wa’alaikumussalam, wah… ada cucuku tersayang! Masuklah, Nak."(Amin duduk sejenak, lalu menghampiri Nenek serta mencium tangan Nenek dengan hormat.)Amin: "Maafkan Amin ya, Nek, kalau selama ini ada kesalahan."(Nenek mengelus kepala Amin dengan kasih sayang.)Nenek: "Tentu, Nak. Idul Fitri adalah waktunya saling memaafkan dan memperbaiki diri."(Ibu tersenyum melihat kedekatan mereka.)Ibu: "Amin sudah belajar banyak tentang arti Lebaran, Nek."(Nenek mengambil sebuah buku dari meja dan menyerahkannya kepada Amin.)Nenek: "Sebagai hadiah, Nenek punya buku cerita Islami untukmu. Semoga bisa membuatmu semakin rajin membaca dan bertambah bijak."(Amin menerima buku itu dengan penuh kebahagiaan.)Amin: "Wah, terima kasih, Nek! Amin janji akan membacanya setiap hari."(Nenek tersenyum bahagia.)Nenek: "Bagus, Nak. Ilmu itu lebih berharga daripada baju baru di Lebaran."(Amin memeluk Nenek dengan penuh kasih sayang.)Amin: "Lebaran ini benar-benar istimewa, karena Amin belajar bahwa hadiah terbaik adalah ilmu dan kebaikan."(Ibu mengangguk setuju, sementara mereka bertiga menikmati kebersamaan di hari Lebaran.) Membuat karya kreatif: Siswa membuat kreasi kreatif di bawah ini: Kartu ucapan: Siswa dapat membuat kartu ucapan dengan hiasan gambar masjid, ketupat, atau bulan sabit, lalu menuliskan pesan sederhana seperti "Selamat Idul Fitri" atau "Mohon Maaf Lahir dan Batin." Membuat bentuk ketupat dari kertas lipat: Siswa belajar melipat dan menempel kertas warna-warni untuk membentuk ketupat sebagai dekorasi. Amplop cantik: Siswa diajak untuk menghias amplop dengan gambar dan stiker agar lebih personal dan menarik saat digunakan untuk berbagi. Pohon kebaikan: Membuat pohon dari kertas dengan daun yang berisi tulisan perbuatan baik yang bisa dilakukan saat hari Lebaran, misalnya bersedekah, bersilaturahmi, dan lainnya. Baca juga: 5 Ide Kegiatan Merayakan Lebaran Praktis Anak Usia 4-6 Tahun: Plus Tutorial dan Manfaatnya 3. Kegiatan penutup dan refleksi Guru mengajak siswa menyimpulkan bahwa Lebaran adalah momen bahagia untuk berkumpul, berbagi, dan saling memaafkan. Guru membimbing doa bersama agar semua diberi kebahagiaan di hari Lebaran. Guru diberi stiker bintang sebagai penghargaan karena telah mengikuti kegiatan dengan ceria. Guru memberikan pertanyaan refleksi dan dijawab siswa secara spontan: Apakah kalian memahami makna Lebaran? Apakah mereka dapat mengungkapkan permintaan maaf dengan baik? Bagaimana respons anak terhadap kegiatan berbagi dan bersikap ceria saat Lebaran?  Yasmin Mogahed berkata, “Idul Fitri bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga kesempatan untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya refleksi diri dan peningkatan spiritual." Guru PAUD & SD sahabat Educa, semoga dengan rangkaian kegiatan pembelajaran di atas, siswa akan semakin mampu memaknai hari raya Lebaran tidak hanya sebagai momen yang penuh kebahagiaan karena bisa bertemu dan bermain bersama kerabat dekat. Namun, mereka juga akan memahami pentingnya mengembangkan nilai-nilai spiritual dan moral agama dalam hidup sehari-hari. Sumber referensi: Al-Dailami, Dr. (2028). Parenting in the islamic context [1] Mogahed, Yasmin. (2020). Children and ramadan: nurturing spirituality in young hearts [2]

Rabu, 26 Maret 2025 | Edukasi

Modul Ajar Tema Makanan Tradisional ini cocok diajarkan saat anak-anak merayakan lebaran. Modul ajar atau RPP Harian ini dikhususkan untuk siswa PAUD usia 4-6 tahun atau SD kelas 1-3. Mengapa anak-anak perlu mengenal aneka makanan tradisional, khususnya yang sering disajikan di hari Idul Fitri? Ibu Venti Diana Novitasari Meirina Lani Anggapuspa mengatakan bahwa "Mengenalkan makanan tradisional khas sejak dini ke anak-anak bertujuan supaya nantinya mereka mampu melestarikannya sebagai budaya warisan luhur agar tidak hilang ditelan zaman." Selain itu, tentu saja siswa juga diajak untuk makin mencintai budaya Indonesia dan mengenal aneka makanan sehat. Biasanya, makanan tradisional terbuat dari bahan alam serta bahan-bahan yang sehat lainnya. Berikut adalah modul ajarnya: Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Makanan Adat - Tema Negaraku Kurikulum Merdeka Belajar A. Kegiatan Pembuka Guru menyapa siswa dengan ramah dan mengajak siswa menceritakan pengalaman mereka saat merayakan Lebaran dengan pertanyaan pemantik: Siapa yang berkunjung ke tempat saudara atau eyang ketik liburan Lebaran? Makanan apa saja yang disajikan saat itu? Makanan tradisional apa yang kalian makan? Guru menunjukkan gambar atau video tentang makanan tradisional, misalnya opor ayam, rendang sapi, sambal goreng ati, ketupat, dan lainnya. Guru mengajak siswa menceritakan tentang makanan tradisional yang dinikmati ketika merayakan Lebaran Baca juga: Modul Ajar PAUD Topik: AKU CINTA BANGSAKU, Sub Topik PERMAINAN TRADISIONAL Indonesia | RPPH Kurmer TK Usia 4-5 Tahun B. Kegiatan Inti Bermain tebak-tebakan dengan media gambarSiswa menunjukkan gambar makanan tradisional dari berbagai daerah dan mengajak siswa untuk menebaknya. Memotong ketupatSiswa secara mandiri memotong ketupat dan membelahnya menjadi beberapa bagian, lalu meletakkannya dalam sebuah piring. Guru membantu menuangkan kuah opor ke dalam piring. Bermain peranDalam permainan drama, siswa memperagakan adegan sebuah keluarga yang sedang merayakan Lebaran. Percakapan sederhana yang diucapkan pemeran bertema makanan tradisional. Membuat ketupat dari pitaSiswa membuat karya berbentuk ketupat dengan bahan pita. Membuat puzzleKumpulkan dan cetak gambar aneka makanan tradisional dari Google Image. Siswa mencetak lalu memotong-motong gambar tersebut menjadi beberapa bagian. Cerita interaktifSiswa mendapatkan aneka gambar bertema lebaran. Siswa menceritakan gambar yang ia dapatkan. Menggambar dan mewarnaiSiswa menggambar dan mewarnai aneka gambar bertema Islami atau Lebaran. Memasak makanan tradisionalSiswa memasak bersama guru aneka makanan tradisional yang mudah dimasak. Makan bersamaSiswa membawa makanan tradisional dari rumah untuk dimakan bersama di sekolah. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran C. Kegiatan Penutup (Refleksi dan Penugasan) Guru bertanya kepada siswa beberapa pertanyaan di bawah ini: Apakah makan tradisional kesukaan kalian? Apa yang kalian pelajari pada pembelajaran ini? Mengapa kita harus bangga dengan makanan tradisional di Indonesia? Mengapa Indonesia memiliki banyak makanan tradisional? SIswa mendapatkan penugasan dari guru, misalnya: Menulis cerita atau menggambar dengan tema makanan tradisional kesukaanku. Pada pembelajaran selanjutnya siswa akan Menceritakan tentang makanan tradisional tersebut. Membuat video pendek tentang makanan tradisional favorit. Membawa makanan tradisional untuk dinikmati bersama. Mewarnai gambar makanan tradisional. Melalui sebuah penelitian yang telah dilakukan, Titi Nurohmah menyimpulkan bahwa: "90% orang tua mengetahui makanan tradisional Sunda, dan 55% di antaranya pernah menyajikannya dalam hidangan sehari-hari.  Penelitian ini menyoroti peran penting orang tua dalam memperkenalkan makanan tradisional Sunda kepada anak-anak sejak dini sebagai upaya pelestarian budaya. Selain menyajikan makanan tradisional dalam hidangan sehari-hari, orang tua juga bisa memperkenalkannya dengan mengajak anak berbelanja makanan tradisional, memasak makanan tradisional bersama, dan lainnya. Baca juga:PANDUAN Praktis Anak dalam KUNJUNGAN KELUARGA saat Lebaran agar Semakin BERMAKNA | Untuk Usia PAUD dan SD Seperti dalam modul ajar di atas, siswa tidak hanya diajak untuk belajar di sekolah. Namun, mereka juga diajak untuk belajar dari rumah bersama orang tua. Semoga dengan kerja sama yang solid, guru dan orang tua bisa melestarikan hasil budaya daerah dengan mengajak siswa belajar dan bermain dengan tema makanan tradisional. MARBEL TK DAN PAUD: Aplikasi belajar anak disajikan dalam tema yang menarik dan lengkap     Sumber Referensi: Venti Diana Novitasari & Meirina Lani Anggapuspa. (2022). Perancangan Buku Ilustrasi Makanan Tradisional Khas Kota Surabaya untuk Anak Usia 9-12 Tahun [1] Titi Nurohmah. (2022). Peran Orang Tua dalam Mengenalkan Makanan Tradisional Sunda pada Anak Usia Dini [2]

Selasa, 25 Maret 2025 | Edukasi

Modul Ajar Tema Tradisi Silaturahmi di Hari Lebaran untuk PAUD  dan SD ini mengajarkan anak tentang tradisi silaturahmi di hari raya Lebaran. Mengapa tradisi ini perlu diajarkan kepada anak usia dini? Taufiq Fadhilah berkata, "Silaturahmi adalah kunci pembuka pintu surga, karena dengan silaturahmi, kita saling memaafkan dan membersihkan hati dari dendam." Melalui modul ajar ini, siswa akan diajak memahami pentingnya silaturahmi dalam kehidupan sehari-hari, terutama di hari Lebaran atau hari raya Idul Fitri. Siswa akan diajak untuk memahami bahwa silaturahmi adalah salah satu tradisi yang perlu dilestarikan sampai kapan pun. Karena dengan melakukannya, setiap anggota keluarga bisa mendapatkan kesempatan untuk bertemu dan saling memaafkan, sehingga tidak ada rasa dendam dan menjaga hubungan tetap baik di kemudian hari. Baca juga: PANDUAN Praktis Anak dalam KUNJUNGAN KELUARGA saat Lebaran agar Semakin BERMAKNA | Untuk Usia PAUD dan SD A. Kegiatan Pembuka Guru mengajak siswa menonton film atau mendengarkan cerita tentang makna tradisi silaturahmi. Guru bertanya menanyakan siswa tentang kebiasaan apa saja yang dilakukan di saat merayakan hari Lebaran. Guru menjelaskan bahwa merayakan lebaran bukan hanya tentang mensyukuri ibadah puasa yang berhasil dijalankan. Namun, siswa juga diajak untuk memahami pentingnya menjaga tali persaudaraan dengan kerabat dekat. Guru menampilkan video singkat tentang keluarga yang sedang melakukan silaturahmi. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran B. Kegiatan Inti Bermain peranSiswa secara berkelompok berperan sebagai ayah, ibu, dan anak yang sedang mengunjungi eyang. Bercerita pengalamanSiswa menceritakan pengalaman melakukan silaturahmi kepada kerabat dekat atau tetangga, dan apa yang mereka lakukan saat bersilaturahmi. Menonton video kisah teladanSiswa menonton kebiasaan baik seorang tokoh atau nabi dalam menjaga hubungan baik dengan keluarga, sahabat, dan kerabat. Simulasi saling memaafkanSiswa secara berkelompok mempraktikkan cara bermaafan dan memberikan kalimat positif atau mengucapkan doa yang baik untuk teman. Membuat kartu ucapan Siswa membuat kartu ucapan selamat Lebaran sederhana, yang nantinya diberikan kepada teman. Mewarnai gambar keluargaSiswa diajak mewarnai gambar-gambar anggota keluarga atau sebuah keluarga besar yang sedang berkumpul. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD Topik: Berwisata di Hari Lebaran - Kurikulum Merdeka Belajar C. Kegiatan Penutup (Refleksi dan Penugasan) Siswa diajak untuk berdiskusi dengan memberikan pertanyaan reflektif, misalnya tentang apa manfaat silaturahmi, mengapa kita harus saling memaafkan, dan apa saja manfaat menjaga hubungan baik dengan sesama. Siswa diberi tugas untuk meminta maaf kepada orang tua atau saudara di rumah dan menulis cerita atau membuat ilustrasi dari pengalaman mereka saat saling memaafkan. Beberapa tugas lain yang bisa diberikan kepada siswa adalah melengkapi jurnal kegiatan 1 minggu kegiatan di hari Lebaran. Dalam jurnal ini, siswa diminta untuk mengisi kegiatan baik yang bisa dilakukan di hari Lebaran, misalnya mengunjungi eyang, bersalaman serta bermaaf-maafan dengan ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya. Imam Bukhar mengatakan, "Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan dan diberkahi rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung hubungan dengan kerabatnya. Semoga dengan mengajarkan siswa tentang makna bersilaturahmi, mereka akan semakin menjadi anak yang gemar berteman dan menjaga hubungan baik, serta mendapatkan berkah yang melimpah dari Allah. Ajak Si Kecil Menonton RIRI (Cerita Anak Interaktif) selama libur Lebaran! Pasti makin happy! Sumber Referensi: Taufiq Fadhilah. (2024). 20 Kata Mutiara Indahnya Silaturahmi dalam Islam yang Menyentuh dan Penuh Makna, Bagikan di Momen Halal Bihalal Idul Fitri! [1] Imam Bukhari. (2024). Idul Fitri Jadi Momen Silaturahmi, Ini Pesan Nabi Muhammad SAW [2]

    • ...